Cara Memesan Tiket Al Hambra Secara Online


Seperti yang sudah dituliskan di postingan sebelumnya tentang Al Hambra, ada beberapa cara yang digunakan untuk mendapatkan tiket Al Hambra, yang paling praktis menurut saya adalah dengan membeli online.

Pada tahun 2011, saya dan teman-teman mengunjungi Schloss Neuschwanstein di Jerman. Salah seorang di antara kami menganjurkan untuk membeli langsung saja karena menurutnya sedikit mengantri tidak apa-apa. Saya menurut, karena gak mau dibilang nyinyir 😛

Dan ketika kami sampai di sana, antriannya ternyata mengular kemana-mana. Walaupun sudah datang jam 11 siang ke lokasi, kami baru bisa masuk ke kastil rancangan Raja Ludwig II ini jam 5 sore. Untung saja daerah sekitarnya bagus, jadi kami gak terlalu mati gaya. And I have learned my lessons. Sejak saat itu, jika dimungkinkan untuk membeli tiket secara online, akan saya beli secara online. Dan oh iya, dan sejak saat itu, nyinyir dengan alasan ingin meningkatkan efektivitas bukan hal yang menakutkan lagi buat saya 🙂

Continue reading

Tak Jadi Sendirian di Al Hambra


al0

Patio de los Arrayanes, Istana Nasrid

Menangislah seperti wanita untuk sesuatu yang tak bisa kau pertahankan sebagai (layaknya) laki-laki (Aisha al Horra, kepada anaknya Boabdil, emir terakhir Granada)

 

Tanggal 24 Februari 2010, saya bangun pagi sekali. Di luar, terdengar hujan gerimis. Saya bergegas untuk mandi dan shalat Shubuh. Walaupun menurut booking-an Hostelworld, kamar yang saya pesan mempunyai kamar mandi privat, ternyata tempatnya tidak di dalam kamar. Saya harus berjalan sekitar 7 meter menuju kamar mandi privat saya. Kamar mandi tersebut memang hanya untuk saya, tapi letaknya di luar kamar. Di dalam kamar hanya diberi wastafel kecil saja. Karena harga kamarnya murah, saya tak akan banyak tingkah untuk ini. Lagipula, kamarnya bersih dan nyaman kok.

Saya berjalan menuju jalan utama. Sampai di halte bus, sebuah minibus berhenti. Ini adalah bus yang akan mengantar saya menuju gerbang Al Hambra. Saya sudah mencari tahu tentang bus ini pada hari sebelumnya. Di pagi yang masih gelap dan ditambah hujan gerimis, tentu naik bus lebih menyenangkan ketimbang jalan kaki mendaki bukit.

Continue reading

Tersesat di Granada!


img_0437

I want the Arabic Granada, that which is art, which is all that seems to me beauty and emotion

(Isaac Albeniz, Spanish pianist and composer)

Dari Madrid, bus Alsa yang saya tumpangi melesat ke Granada, di Propinsi Granada di wilayah Andalusia. Saya sudah memesan bus ini secara online sebelumnya. O, iya, pada waktu itu, tiket online tersebut harus dipesan dengan kartu debit keluaran Spanyol atau kartu kredit terbitan Eropa. Kartu debit Maestro keluaran ABN AMRO andalan saya tentu saja tidak berlaku. Akhirnya, saya harus meminta bantuan seorang teman yang memiliki rekening di bank Spanyol untuk melakukan ini.

Kenapa saya tidak menggunakan kereta api Renfe?

Maunya sih begitu. Tapi tiket Renfe kan lebih mahal daripada bus. Kantong saya yang ala mahasiswa bisa cepat kempes nantinya 🙂

Continue reading

Al Hambra, a Childhood Dream Came True


al-hambra_pan2

Al Hambra: Generalife, Palacio Nazaries, Palace of Charles V, Alcazaba

img_0542-horz

Palacio Nazaries

This panoramic view was taken from Mirador San Nicola, Al Bayzin, Granada, Spain. A distinctive palace and fortress with Sierra Nevada mountains in the background.

Granada was reconquered in 1492 by Queen Isabella I de Castille and King Fernando II de Aragon, completing the Spanish Reconquista, and marking the end of the Islamic rule in Europe.

Muhammad XII, also known as Boabdil, the last emir of Granada was forced to leave the land, where he was born and breed. He was brokenhearted and fell into pieces. According to the legend, when he reached the rocky prominent which gave the last view of the city, he stopped and surveyed the fascinating red palace and its surrounding for the last time, in his life.

Continue reading

Mendadak Solo di Madrid


img_0064

Palacio Real de Madrid

There is no greater glory than love, nor any greater punishment than jealousy

(Lope de Vega, born in Madrid)

Saya baru saja membantu menyiapkan itinerary untuk teman saya yang akan berkunjung ke Andalusia Spanyol tahun 2017 ini, hingga saya harus kembali mengingat-ingat trip yang sudah saya eksekusi tahun 2010 silam. Tujuh tahun yang lalu! Mengingat Spanyol adalah salah satu negara favorit saya, Insya Allah saya mengingat sebagian besar detailnya karena semuanya sangat berkesan.

Akhirnya saya posting saja di sini. Dulu juga sudah di-publish di Multiply, tapi tulisannya sudah almarhum bersamaan dengan ditutupnya sang platform.

Tahun 2010 adalah salah satu tahun yang sibuk dalam sejarah jalan-jalan saya :D. List-nya adalah seperti berikut:

  • Februari : Spanyol
  • Mei : Skotlandia, Belgia
  • Juli : Jerman, Malaysia
  • Agustus : Inggris
  • Oktober : Belgia (lagi!)
  • Desember : Spanyol (lagi!), Maroko

Jalan-jalan terus, kapan kuliahnya? Haha. Alhamdulillah ada waktu. Lagipula, kuliah saya kan tidak dibayar dengan beasiswa dari uang rakyat Indonesia. Jadi, boleh lah sebagian uang dan waktunya saya pakai untuk bersenang-senang.

O, iya. Ini belum termasuk trip-trip kecil di Belanda, seperti menikmati parade bunga di Keukenhof, Boatweek – mengitari Belanda lewat kanal dan sungai, Afsluitdijk kebanggaan Belanda di Zeeland, dan weekend gateaway lainnya. Alhamdulillah. Saya ingin disibukkan lagi oleh acara jalan-jalan, semoga Allah Mengizinkan 🙂

Continue reading