Tempat Reparasi Koper dan Tas


Sebelum berangkat ke Australia tahun 2022 silam, saya sempat mencari-cari tempat reparasi koper Elle softcase saya. Koper ini saya beli tahun 2016 untuk trip ke Iran. Semenjak itu, koper tersebut sudah saya bawa kemana-mana dan tentunya di ‘siksa’ dengan berbagai hal,baik muatan yang berlebihan, digeret di trotoar dan jalanan kurang mulus, ditarik sewaktu naik tangga dan lain-lain. Sebenarnya, saya sendiri tidak bermaksud merusak koper tersebut, tapi itulah bagian dari perjalanan. Akibatnya, 2 roda belakangnya jadi terkelupas sehingga koper jadi sangat berisik ketika digeret sambil berjalan.

Sebelum trip ke Australia, saya ingin memastikan semua perlengkapan bisa digunakan dengan nyaman. Mengunjungi 7 kota di Australia selama 2 minggu adalah hal yang sangat sibuk. Jadwal saya bahkan mengharuskan saya untuk terbang 4 hari berturut-turut. Tentunya, saya tak mau membawa koper yang kurang fit.

Setelah desktop research, akhirnya saya menemukan “Rejeki Fathia’, sebuah toko jasa reparasi tas dan koper yang berlokasi di Bintaro, Tangerang Selatan. Sebenarnya, saya juga menemukan toko yang lebih punya nama, tapi saya merasa lebih cocok dengan Rejeki Fathia karena Google Review-nya yang sempurna.

Sayang sekali, saya tidak punya foto koper saya sebelum dan sesudah diperbaiki. Yang pasti, saya puas dengan hasil kerja Rejeki Fathia. Roda koper yang baru itu pun masih saya ‘abuse’ sewaktu trip di Australia. Alhamdulillah, sampai saat ini masih baik-baik saja.

Setelah koper, saya kembali ke Rejeki Fathia untuk memperbaiki resleting tas kulit, kancing tas etnik yang saya beli di Istanbul dulu, dan gesper tas kulit. Saya juga mau memperbaiki dompet kulit saya, tapi sayangnya mereka tidak punya mesin jahit yang cocok untuk itu.

Keseluruhan, saya juga kasih bintang 5 buat Rejeki Fathia!

2018: Pantai Walakiri


Pantai Walakiri terletak di Kabupaten Sumba Timur, dan tak jauh dari Bandara Waingapu.

Pantai ini adalah salah satu spot yg menarik untuk menikmati matahari terbenam di Sumba. Pengunjung pantai ini adalah turis atau penduduk lokal. Pantai ini makin populer sejak menjadi salah satu setting tempat Film ‘Susah Sinyal’.

Jalan Tan Malaka


Ini ruas Jalan Tan Malaka di Padang. Panjangnya sekitar 500 m dan lebarnya kurleb 6 meter, menghubungkan Jalan Sudirman dan Jalan Perintis Kemerdekaan (aka Jalan Jati).
.
Selama 6 tahun bersekolah di Jalan Sudirman, jalan ini menjadi sangat penting karena di sini tempat nunggu angkot pulang ke rumah dari sekolah 😎
.
AFAIK, hanya ada 4 kota di dunia yang punya jalan yg diberi nama “Tan Malaka”, yaitu Padang, Bukittinggi, Payakumbuh, dan Amsterdam 😊

Ereveld Menteng Pulo


Adakah pemakaman yg jauh dari kesan angker?

Ada! Ereveld Menteng Pulo pastilah salah satunya.

Secara harfiah, Ereveld berarti ‘Lapangan Kehormatan’, bukan pemakaman. Pemakaman dalam bahasa Belanda adalah ‘begraafplaats’. Ereveld merupakan pemakaman untuk korban kamp tawanan Jepang dan tentara KNIL yg tewas pada masa perang kemerdekaan Indonesia dalam rentang 1945-1949. Ereveld diresmikan oleh Letjend Simon Spoor tahun 1947, dan siapa nyana Spoor sendiri dikuburkan di sana 2 tahun kemudian.

Ahli kubur Ereveld berasal dari latar belakang asal, agama, jenis kelamin dan umur yang beraneka ragam. Selain perbedaan bentuk nisan (berdasarkan agama) dan ukuran – nisan anak-anak berukuran kecil, Ereveld sangat egaliter. Tak ada kelompok orang penting dan serdadu biasa. Semua sama. Yang Muslim memang punya blok sendiri karena posisi ahli kubur harus menghadap kiblat, biar rapi aja gitu.

Selain pemakaman, Ereveld dilengkapi dengan Gereja Simultaan (yang menaranya diberi simbol 4 agama), rumah abu dan beberapa tugu peringatan.

Butuh uang banyak dong buat perawatan Ereveld?! Tentu, tapi semuanya dibiayai oleh Kerajaan Belanda. Dan 2 kali setahun, ada upacara peringatan di Ereveld yang biasanya dihadiri oleh anggota keluarga pemilik makam.

Terima kasih kepada Jakarta Good Guide atas segala ceritanya!

Pink Lake, Westgate Park


Seorang kolega dari kantor Melbourne menyarankan saya agar mengunjungi tempat ini. Unik, katanya. Bahkan, gak setiap orang Melbourne yang tahu tentang danau yang berwarna pink ini.

Benar saja. Ketika saya sampai di Melbourne, tidak ada rekan satu tim saya yang tahu. Setelah saya tunjukkan fotonya, mereka baru paham. Selama ini, mereka menyangka danau pink ini hanya genangan limbah industri!

Satu trip kecil diatur oleh rekan satu tim saya. Sebenarnya, kami hanya akan mengunjungi beberapa stakeholder, tapi mereka mau meluangkan waktu untuk melipir sebentar ke danau ini.

Warna pink pada danau ini berasal dari algae yang hidup di dalam danau. Pada temperatur sekitar 25 derajat celcius, fenomena ini bisa terjadi. The smell was a bit unpleasant, but the view was fantastic.

Thank you, double M! And I love riding sport car!