Patio de los Arrayanes, Istana Nasrid
Menangislah seperti wanita untuk sesuatu yang tak bisa kau pertahankan sebagai (layaknya) laki-laki (Aisha al Horra, kepada anaknya Boabdil, emir terakhir Granada)
Tanggal 24 Februari 2010, saya bangun pagi sekali. Di luar, terdengar hujan gerimis. Saya bergegas untuk mandi dan shalat Shubuh. Walaupun menurut booking-an Hostelworld, kamar yang saya pesan mempunyai kamar mandi privat, ternyata tempatnya tidak di dalam kamar. Saya harus berjalan sekitar 7 meter menuju kamar mandi privat saya. Kamar mandi tersebut memang hanya untuk saya, tapi letaknya di luar kamar. Di dalam kamar hanya diberi wastafel kecil saja. Karena harga kamarnya murah, saya tak akan banyak tingkah untuk ini. Lagipula, kamarnya bersih dan nyaman kok.
Saya berjalan menuju jalan utama. Sampai di halte bus, sebuah minibus berhenti. Ini adalah bus yang akan mengantar saya menuju gerbang Al Hambra. Saya sudah mencari tahu tentang bus ini pada hari sebelumnya. Di pagi yang masih gelap dan ditambah hujan gerimis, tentu naik bus lebih menyenangkan ketimbang jalan kaki mendaki bukit.
Continue reading →