Bebas Visa ke Uzbekistan!


**

Meskipun telat, tapi masih boleh ditulis di sini lah ya…

Sejak 10 Februari 2018 yang lalu, pemegang paspor hijau Indonesia diperbolehkan masuk Uzbekistan dengan ketentuan visa-free! Wauw, alhamdulillah…

Uzbekistan adalah salah satu negara ‘Geng -istan’ yang selalu ingin saya kunjungi.

Berikut petikan beritanya yang diambil dari Ministry of Foreign Affairs of Republic of Uzbekistan di sini.

Continue reading

Bebas Visa ke Serbia buat Paspor Indonesia!


Per hari ini, 14 Oktober 2017, pemegang paspor Indonesia, termasuk yang hijau, diperbolehkan memasuki wilayah teritori Serbia selama 30 hari TANPA VISA!

Yeahh!

Berikut adalah pernyataan yang diambil dari laman resmi Ministry of Foreign Affairs of Republic of Serbia di sini:

At its meeting of 6 October 2017, the Government of the Republic of Serbia adopted the Decision on visa exemption for the nationals of the Republic of Indonesia, holders of ordinary passports. 

The Decision is published in the “Official Gazette of the Republic of Serbia” No. 090/2017 of 6 October 2017 and enter into force on 14 October 2017. Under the Decision, the nationals of the Republic of Indonesia can enter, transit through and stay in the territory of the Republic of Serbia without a visa, during a period not exceeding 30 days from the date of entry, within period of one year, if there are no hindrances defined in Article 11 of the Law on Foreigners .

Continue reading

Cara Memesan Tiket Al Hambra Secara Online


Seperti yang sudah dituliskan di postingan sebelumnya tentang Al Hambra, ada beberapa cara yang digunakan untuk mendapatkan tiket Al Hambra, yang paling praktis menurut saya adalah dengan membeli online.

Pada tahun 2011, saya dan teman-teman mengunjungi Schloss Neuschwanstein di Jerman. Salah seorang di antara kami menganjurkan untuk membeli langsung saja karena menurutnya sedikit mengantri tidak apa-apa. Saya menurut, karena gak mau dibilang nyinyir 😛

Dan ketika kami sampai di sana, antriannya ternyata mengular kemana-mana. Walaupun sudah datang jam 11 siang ke lokasi, kami baru bisa masuk ke kastil rancangan Raja Ludwig II ini jam 5 sore. Untung saja daerah sekitarnya bagus, jadi kami gak terlalu mati gaya. And I have learned my lessons. Sejak saat itu, jika dimungkinkan untuk membeli tiket secara online, akan saya beli secara online. Dan oh iya, dan sejak saat itu, nyinyir dengan alasan ingin meningkatkan efektivitas bukan hal yang menakutkan lagi buat saya 🙂

Continue reading

Tak Jadi Sendirian di Al Hambra


al0

Patio de los Arrayanes, Istana Nasrid

Menangislah seperti wanita untuk sesuatu yang tak bisa kau pertahankan sebagai (layaknya) laki-laki (Aisha al Horra, kepada anaknya Boabdil, emir terakhir Granada)

 

Tanggal 24 Februari 2010, saya bangun pagi sekali. Di luar, terdengar hujan gerimis. Saya bergegas untuk mandi dan shalat Shubuh. Walaupun menurut booking-an Hostelworld, kamar yang saya pesan mempunyai kamar mandi privat, ternyata tempatnya tidak di dalam kamar. Saya harus berjalan sekitar 7 meter menuju kamar mandi privat saya. Kamar mandi tersebut memang hanya untuk saya, tapi letaknya di luar kamar. Di dalam kamar hanya diberi wastafel kecil saja. Karena harga kamarnya murah, saya tak akan banyak tingkah untuk ini. Lagipula, kamarnya bersih dan nyaman kok.

Saya berjalan menuju jalan utama. Sampai di halte bus, sebuah minibus berhenti. Ini adalah bus yang akan mengantar saya menuju gerbang Al Hambra. Saya sudah mencari tahu tentang bus ini pada hari sebelumnya. Di pagi yang masih gelap dan ditambah hujan gerimis, tentu naik bus lebih menyenangkan ketimbang jalan kaki mendaki bukit.

Continue reading

Tersesat di Granada!


img_0437

I want the Arabic Granada, that which is art, which is all that seems to me beauty and emotion

(Isaac Albeniz, Spanish pianist and composer)

Dari Madrid, bus Alsa yang saya tumpangi melesat ke Granada, di Propinsi Granada di wilayah Andalusia. Saya sudah memesan bus ini secara online sebelumnya. O, iya, pada waktu itu, tiket online tersebut harus dipesan dengan kartu debit keluaran Spanyol atau kartu kredit terbitan Eropa. Kartu debit Maestro keluaran ABN AMRO andalan saya tentu saja tidak berlaku. Akhirnya, saya harus meminta bantuan seorang teman yang memiliki rekening di bank Spanyol untuk melakukan ini.

Kenapa saya tidak menggunakan kereta api Renfe?

Maunya sih begitu. Tapi tiket Renfe kan lebih mahal daripada bus. Kantong saya yang ala mahasiswa bisa cepat kempes nantinya 🙂

Continue reading