Out and About in Bandung, feat. Maribaya


Pasundan soil was created when The God was smiling (M.A.W. Brouwer, a Delftse psychologist, an Indonesia-enthusiast Dutch)

Maribaya (1)

Maribaya (2)

Bandung never ceases to impress me. Despite of the excessive and terrible traffic jam during weekends, I always wanna go there. Maybe for sightseeing, reminiscing the old times, or just killing the time.

To me, Bandung is very nostalgic. I spent 4 golden years there. I grew up there.

Continue reading

Berkunjung ke Taman Buah Mekarsari


Long time no post, euy…

DSC_0010

Dari sekian banyak utang tulisan, saya memilih untuk menuliskan ini terlebih dahulu karena masih relatif baru dan tentunya masih segar dalam ingatan.

Ide ini bermula saat saya dan teman-teman kantor makan siang bersama dan memutuskan untuk mencoba menghabiskan akhir pekan bersama di suatu tempat yang tidak terlalu jauh dari Jakarta. Sebenarnya ada pilihan lain ketika itu, namun akhirnya pilihan dijatuhkan kepada Taman Buah Mekarsari, yang terletak di Cileungsi, Kabupaten Bogor.

Continue reading

Jalan-jalan ke Kampus: ITB, TU Delft, dan MIT


Everybody is a genius. But if you judge a fish by its ability to climb a tree, it will live its whole life believing that it is stupid (Albert Einstein)

Disclaimer: 

Postingan ini berdasarkan ingatan saya sewaktu mengunjungi kampus-kampus ini, dan tentunya sangat tidak up-to-date, termasuk foto-fotonya. ITB tahun 2015, TU Delft tahun  2013 dan MIT tahun 2007.

Dikarenakan memiliki latar belakang engineering, saya selalu memperhatikan perkembangan perguruan tinggi teknik. Saya tertarik mengetahui apa yang mereka lakukan, apa saja yang mereka teliti, bagaimana mereka mengembangkan intelektuas mahasiswanya, termasuk bagaimana bangunan fisik mereka. Saya sudah mengunjungi beberapa kampus, dan yang paling berkesan buat saya adalah ITB, TU Delft dan MIT.

b0

Aula Barat, bangunan ikonik kampus ITB Ganesha

Institut Teknologi Bandung (ITB) adalah salah satu perguruan tinggi di Indonesia yang memfokuskan perhatiannya kepada teknologi, sains dan seni. Kampus ITB sangat kecil dibandingkan dengan kampus-kampus lain di Indonesia. Saya membagi bangunannya menjadi 3 tipe. Yang pertama, bangunan zaman kolonial, seperti Departemen Teknik Sipil, Aula Barat, dan Aula Timur. Yang kedua, bangunan zaman pertengahan 🙂, yaitu bangunan yang dibangun sesudah zaman kolonial tapi sebelum era pembangunan bangunan kaca, yaitu sebelum tahun 1990an, seperti Departemen Teknik Industri dan Teknik Mesin. Yang ketiga, bangunan baru, yaitu bangunan yang dibangun tahun 1990an dan 2000an, seperti Labtek Putih sampai Labtek Biru. Bangunan yang ini terlihat lebih futuristik.

Continue reading

Review – THE 101 Dago Hotel, Bandung (2-Night Stay), Deluxe Smart


Once upon a time, some colleagues invited me to join them for a guest lecture at ITB Campus in Ganesha, Bandung. I liked the idea and accepted it right away. That was a good moment to get to know them better.  Besides I would also use that opportunity to meet some old friends who still lived in Bandung, for the good old days , as we go back a long way 🙂

In ITB, we delivered a guest lecture about subsea engineering to the Engineering Physics undergraduate students, to point the way about introduction to subsea engineering and how the career in the area might look like. Well, the other colleagues did all the talking, not me :P.  I just sat as quiet as a mouse in the class with the other students and observed them during the lecture.  Some paid attention to the lecture, some were sleeping, some were having chit-chat with others, and some were busy with their gadgets. Just like us in the past. Students will be students 😀

I was quite content with this small trip. With the colleagues, we spent some time to explore the campus, bought some souvenirs, had delicious Sundanese lunch at Rumah Makan Ampera and enjoy spa at Zen Setiabudhi. Whilst with my friends on the next day, we drove around Bandung. The rain poured down heavily so that we decided to chill-out in a café, during which we recalled some memories about our university years.

Normally we did not hang out in a café, only in Padang restaurants or Sate Padang Dipati Ukur, for the sake of rupiahs. However, we gave it a try at that time. The coffee’s price was okay. We were quite shocked by the price of ‘pisang goreng’, which was IDR 24K for only 5 pieces. We eventually chose Spanish ‘churros’ for the same price, provided the foreign taste we could enjoy :P. We discussed this a bit and came to conclusion that the ‘cheaping-out mentality’ of Padang people (just like us!) was the main reason why there were not so many cool (read: premium-price) places in Padang, haha. After all, it is not the fanciness of a hang-out venue that makes somebody a true friend 🙂

Continue reading

FFD Retreat to Bandung: Eat, Play, and Laugh


img-20141221-wa0023

Levitation Style di Kawah Putih Ciwidey, Pic credit: BAH

Bagi saya Bandung bukan hanya nama kota, ia juga merupakan filosofi hidup (Ridwan Kamil)

Beberapa kolega di kantor saya mengajak saya untuk ikut acara jalan-jalan ke Bandung. Setelah berdiskusi alot selama beberapa minggu, akhirnya kami memutuskan untuk rafting di Situ Cileunca, bermalam dan BBQ-an di Situ Patenggang dan berkunjung ke Kawah Putih Ciwidey.

Sebenarnya, buat saya tempat-tempat tersebut bukanlah hal yang baru lagi. Tapi saya belum pernah sekalipun ke sana walaupun saya tinggal selama 4 tahun di Bandung dan tidak terlalu tahu apa saja yang menarik dari daerah itu. Saya pernah ke Ranca Upas yang juga berada di sekitar itu, tapi itu hanya untuk ber-‘interaksi’ (baca: OSPEK) dengan angkatan junior. Buat para kolega saya, tempat-tempat ini juga bukan hal yang asing karena kebanyakan mereka adalah orang Bandung.

Continue reading