Pengalaman Naik Grab dari KLIA ke Bukit Bintang


Wahhh, banyak utang cerita nih. Terutama trip ke Sumba bulan April lalu yang benar-benar tak terlupakan. Indonesia Timur memang mengagumkan. Pantainya bagus, makanan enak, budayanya unik, gak rugi lah pokoknya, walau harus merogoh kocek dalam-dalam 🙂 Semoga InsyaAllah bisa balik lagi ke area itu, di destinasi yang lain tentunya. Dan moga-moga, ada penerbangan Garuda atau Citilink juga ke situ 😊 Setelah merasakan beberapa maskapai lokal, maskapai plat merah sepertinya lebih meyakinkan.

Oke, baiklah. Balik lagi ke KL Trip minggu lalu.

Trip kali ini, kami naik Garuda Indonesia dari Terminal 3 Ultimate Soekarno Hatta. Itu adalah keberangkatan internasional pertama saya di sana. Imigrasinya standar aja sih, yang bikin beda adalah bahwa waktu itu Bapak Yasona Laoly (dan para pengawalnya yg kekar-kekar 😀), Menkumham juga lagi lewat di situ, entah mau sidak atau lagi ada trip juga. Dan walaupun paspor saya sudah e-passport, saya masih suka lewat interview manual petugas saja, biar ada stempelnya, hehe. Buat yang sering sekali jalan-jalan keluar negeri, autogate ini salah satu solusi untuk menghemat halaman paspor.

Singkat cerita, kami mendarat di KLIA. Setelah melewati imigrasi, kami langsung mencari pilihan transportasi menuju hotel tempat kami menginap di Kawasan Bukit Bintang. KLIAExpress bukanlah pilihan kali ini karena dengan bertiga, kami pikir akan lebih efisien dan hemat jika naik taksi.

Sebelumnya, salah seorang kolega saya menyarankan agar kami naik taksi biru saja karena lebih aman walaupun pakai argo. Jatuhnya memang lebih mahal, yaitu kira-kira RM 120. Dia tidak menyarankan naik taksi warna lain karena seringkali sopirnya berulah.

Di tengah kebingungan, seorang penjaga booth travel agency menyapa kami. Dia pun menyarankan kami agar naik Grab saja. Tarifnya flat, yaitu RM 65 dengan cash atau RM 35 dengan OVO. Dengan modal wifi gratisan dari KLIA, saya membuka aplikasi dan memesan satu unit Grab Car.

Tak lama pesanan kami disambut oleh seorang driver. Kami pun janjian di Door 5. Semua komunikasi saya lakukan melalui layanan chat di Grab. Thanks, KLIA atas wifi gratisnya!

Bapak driver sangat baik. Beliau juga membantu kami menaikkan barang ke bagasi mobil. Walaupun tak banyak bicara, orangnya sangat ramah. Saya sendiri suka tipe driver yang seperti ini, yang lebih fokus menyetir mobil daripada berbasa-basi tak jelas dan bertanya macam-macam.

Rute yang kami lalui menuju Bukit Bintang melewati jalan tol. Semua tol dibayarkan dulu oleh Bapak driver, lalu total biayanya digabungkan dengan biaya Grab, sehingga semuanya berjumlah RM 75. Fitur penambahan biaya tol ini sudah diakomodasi oleh aplikasi Grab.

Setelah kira-kira 1 jam, kami sampai di Hotel Holiday Inn Bukit Bintang. Bapak driver pun membantu kami menurunkan barang. Setelah selesai, saya membayar biaya Grab dengan cash.

Kapan-kapan jika ke KL lagi, saya akan coba naik Grab lagi, InsyaAllah!

Screenshot_20180830-082320

Struk pembayaran Grab

28 thoughts on “Pengalaman Naik Grab dari KLIA ke Bukit Bintang

    • Hai Yenti, terima kasih sudah berkunjung. Pengennya ditulis juga yaaa, apa daya belum sempat 😦

      Pernah nginap di Hotel Capitol, Holiday Inn sama satu hostel jaringan Zen Room di situ.

      Untuk transportasi, bisa dicek juga di postingan ttg Go KL di blog ini 🙂

      Sukses ya traveling-nya!

      Like

    • Hi, terima kasih atas kunjungannya. Pertanyaan bisa diajukan di sini saja :). Atau coba ikut Grup Backpacker International di FB, di situ bisa dapat temen 🙂

      Like

  1. Halo mbak Santi… Mau tanya, Grab di bandara sana mobilnya kebanyakan 5 seater atau 7 seater ya? Soalnya kami rencana ber-6. Makasi sebelumnya.

    Like

    • Maaf baru reply. Kurang tau juga, waktu itu sopirnya kebetulan nanya saya lewat chat sebelum dia jemput ke bandara.
      saran saya, sebaiknya diinfokan ke driver pada waktu chat..

      Like

  2. Hallo
    apakah sma saja aplikasi gracar yg biasa kita pakai diindo dpt dipergunakan di KL?
    maksudnya tnpa harus download ulang dan regist ulang KL sana?
    dan lalu untuk top up OVO lebih baik di KL pake rm atau diindo saja pakai rp?

    mohon informasinya

    Like

Leave a comment